Deteksi dini tumbuh kembang bayi adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang bayi. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang bayi, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan , tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu atau keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang bayi.
A. Perawatan
Kesehatan Anak
1. Kesehatan
kulit
Berbagai
gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan
eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan
kulit. Caanya dengan rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut,
serta menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.
Perawatan
kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Berikut adalah 7 tips yang sangat dianjurkan dalam
perawatan kulit bayi:
a. Mandikan bayi beberapa hari sekali, tetapi bersihkan
kulitnya setiap hari.
Dalam empat bulan
pertama, kita sebaiknya tidak memandikan bayi setiap hari. Para pakar perawatan
bayi menganjurkan untuk memandikan bayi seminggu sekali, terutama pada
satu-dua bulan pertama kehidupan. Sabun khusus bayi memang lebih ramah terhadap
kulit bayi, tetapi penggunaannya tidak boleh terlalu sering. Untuk menjaga agar
kulit bayi tidak mengering karena sabun, ke dalam air mandinya kita dapat
menuangkan beberapa tetes minyak zaitun atau baby oil.
Kita harus
membersihkan kulit bayi setiap hari dengan menyeka, terutama di daerah popok
dan lipatan-lipatan kulit. Untuk daerah popok, kita cukup membersihkan
dengan kain lembab tanpa sabun. Karena sering dibersihkan, daerah ini
rentan terhadap iritasi kulit. Pemberian minyak zaitun atau baby oil dapat
mencegah iritasi. Minyak tersebut membentuk lapisan tak terlihat pada kulit,
yang mempertahankan kelembaban kulit sekaligus melindungi dari iritasi.
Untuk perawatan lipatan kulit di kaki, tangan dan leher, ambillah sejumput
kapas yang dibasahi air dan teteskan sedikit minyak untuk menyerap dan
membuang kotoran. Daerah lipatan leher sangat rentan kotor karena residu air susu.
Air yang digunakan untuk mandi atau menyeka sebaiknya
memiliki kehangatan sedang, sekitar 37°C. Siapkan handuk hangat
untuk membungkus dan menjadi alas sebelum dan sesudah bayi dibersihkan.
b. Lindungi bayi
dari masalah kulit
Bayi dapat memiliki beberapa masalah atau kondisi kulit berikut :
1) Tanda lahir.
Pada wajah dan
leher bayi mungkin terbentuk tanda lahir berwarna kemerahan. Itu adalah
kumpulan pembuluh darah– bukan ruam–karena tidak menonjol atau menyebabkan
gatal. Penyebabnya adalah perubahan hormon setelah lahir. Tanda lahir ini
biasanya akan memudar sendiri dalam beberapa minggu. kita tidak perlu mengobatinya.
2) Dermatitis.
Kadang-kadang, bayi akan mengembangkan infeksi
jamur di lipatan kulit. Jamur berjenis kandida sering menyebabkan ruam
yang disebut dermatitis popok karena menyukai area yang hangat dan lembab.
Lipatan leher bayi juga dapat menjadi lingkungan yang baik untuk kandida. Kita
dapat mencegah dan mengatasi ruam dengan menjaga kulit tetap
kering, misalnya dengan selalu memastikan popok dalam keadaan kering dan
membedaki kulit bayi secukupnya. Bila ruam tidak membaik atau cenderung
menyebar dalam beberapa hari, periksakan bayi kita ke dokter. Dokter mungkin
akan meresepkan krim sederhana untuk membunuh jamur tersebut.
3) Biang keringat.
Dalam cuaca panas,
kulit bayi dapat teriritasi oleh panas. Biang keringat akan muncul dalam bentuk
benjolan-benjolan merah kecil di tempat yang sering basah oleh keringat,
misalnya di area popok, ketiak, punggung dan leher. Menempatkan bayi di
ruangan sejuk dan nyaman adalah cara terbaik untuk mencegah dan mengobati biang
keringat. Pakaian longgar dan menjaga daerah yang terkena tetap kering
juga dapat membantu.
4) Masalah lain.
Pada kondisi kulit
lainnya seperti eksim, jerawat, dermatitis seboroik, alergi, dll, kita harus
selalu berkonsultasi dengan dokter untuk perawatannya.
c. Lindungi bayi
dari sinar matahari
Bayi pada tahun pertama kehidupannya tidak boleh
terkena radiasi UV langsung. Pakaian rapat, topi dan kacamata hitam
adalah sarana perlindungan terbaik terhadap UVA dan UVB matahari. Selain
itu, kita dapat memberikan krim perlindungan matahari (“tabir surya”)
secukupnya pada kulit yang terbuka.
d. Gunakan kain
berbahan katun
Usahakan untuk selalu mengenakan pakaian dan popok
berbahan katun pada bayi. Katun bersifat ramah kulit, memiliki
pori-pori, dan menyerap kelembaban. Hindarilah bahan sintetis.
e. Lindungi bayi
dari cuaca dingin
Kulit bayi tidak cukup melindungi diri mereka dari
cuaca dingin. Selimutilah bayi dengan pakaian dan selimut hangat bila dibawa
bepergian yang membuatnya terpapar angin.
f.
Gunakan minyak / balsem untuk menghangatkan
Dalam cuaca buruk, terutama di saat hawa dingin dan
angin bertiup, disarankan untuk mengoleskan minyak kayu putih atau
balsem penghangat khusus untuk bayi. Minyak ini beraroma wangi dan
melindungi kulit dari cuaca buruk dan dehidrasi. Namun, berhati-hatilah
ketika mengoleskan minyak/balsem tersebut jika bayi anda memiliki ruam kulit,
agar tidak memperparah kondisinya.
g. Lakukan
pemijatan
Untuk kesehatan
umum dan perawatan kulit bayi, kita dapat melakukan pemijatan. Untuk keperluan ini, kita dapat menggunakan minyak
zaitun atau minyak esensial lain yang tidak membahayakan bayi dan dapat memicu
asma.
1. Menghindari
bayi kegemukan
Bayi terlalu gemuk tentu saja tidak sehat tetapi bayi
yang kurus juga bukan bayi sehat. Jumlah yang cukup dari lemak tubuh sangat
penting untuk bayi sebagai simpanan tenaga. Simpanan tenaga ini dapat menolong
mereka jika mereka harus melalui periode-periode tidak sehat (sakit) selain itu
untuk menolong mereka jika mereka tidak mampu untuk makan banyak.
Jika anda merasa bayi anda kegemuka, konsultasikan kepada
dokter anak atau ahli gizi. Mereka akan memberikan saran/nasihat yang perlu
untuk mengurangi berat badan anak anda. Tetapi ingat, jangan pernah mencoba
untuk melakukan ‘slimming diet (diet
yang berlebihan seperti untuk orang dewasa) tanpa pengawasan dokter/ahli. Cara
terbaik untuk menghindari overwight yaitu
jangan mengenalkan makanan padat sebelum bayi anda berusia 3 bulan, hindari
terlalu banyak gula dan lemak dengan memberikan makanan orang dewasa, jangan
paksa anak anda untuk menghabiskan makanannya jika terlihat ia sudah kenyang.
Beberapa saran agar bayi anda dapat terhindar dari
zat-zat yang dapat mempengaruhi kesehatannya, terutama perlu diketahui sat bayi
mulai mengkomsumsi makanan padat, yaitu :
- Hindari
gula dan garam. Seperti kita ketahui memberikan gula sejak anak anda masih
kecil tidak baik, karena dapat menjadikannya anak obesitas (kegemukan) atau
merusak giginya, selain itu jika anak kegemukan dapat menyebabkannya menderita
penyakit diabetes.
- Bagi
anak bayi, terutama anak dibawa usia 5 tahun lemak amat diperlukan untuk
pertumbuhan badannya, karena kekurangan lemak berarti kekurangan energi dan
vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh bayi. Karena itu jika anak anda
masih berusia dibawah 5 tahun jangan pernah sekali-sekali diberikan susu dengan
kadar rendah lemak.Mengkomsumsi
makanan yang mengandung karbohodrat yang berasal dari tepung-tepungan, seperti
roti, pasta, kentang, nasi, dll.
- Mengkomsumsi
makanan yang banyak serat. Makanan berserat dapat dijumpai pada sereal,
sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Tidur
Kebutuhan tidur bayi berbeda dengan kebutuhan
tidur anak-anak bahkan orang dewasa. Bayi sehat memiliki kebutuhan tidur yang cukup dibandingkan bayi yang
mengalami gangguan pada pertumbuhannya.
Biasanya bayi yang baru lahir memiliki jam
tidur antara 15 sampai 20 jam perhari sedangkan bayi berusia 2 sampai 12 bulan
memiliki jam tidur yang baik sekitar 9 sampai 12 jam. Kebutuhan tidur yang baik
tersebut harus dipenuhi pada bayi anda karena dari pola tidur tersebut akan
mempengaruhi nutrisi pada bayi anda. Memang dalam prakteknya memiliki bayi
sehat itu sulit namun anda bisa memulainya dengan memperhatikan kebutuhan tidur
bayi anda.
Bayi sehat harus memiliki kebutuhan tidur
seperti diatas sehingga secara tidak langsung membantu dalam proses pertumbuhan
tubuhnya. Jika kebutuhan tidur bayi anda kurang maka akan timbul berbagai
masalah pada perkembangannya. Kadang bayi merasa tidak nyenyak ketika mereka
tidur karena mereka merasa lapar atau haus, gangguan psikis pada bayi dan
beberapa gangguan lainnya. Selain itu bayi sehat juga tidak mudah sakit
dan tentu saja semuai ini berasal dari nutrisi dan kebiasaan tidur pada bayi.
Jika anak tidur telungkup akan menimbulkan
tekanan pada perutnya, sehingga udara yang ada didalam perutnyalebih mudah
keluar, sehingga tidak kembung. Kerugian posisi terlentang bentuk kepala
gepeng, selain itu jika mereka muntah maka muntahnya akan mengalir kesaluran
nafas dan kesaluran yang menghubungkan ketenggorokan dan telinga. Bayi akan
tercekik, menderita infeksi telinga (jika masuk ke telinga tengah).
Selama ini banyak ibu yang menyepelekan
kubutuhan tidur bayi mereka karena berpikir bahwa perkembangan bayi ada pada
nutrisi yang mereka makan. Namun sebenarnya kubutuhan tidur adalah hal penting
untuk mewujudkan bayi sehat. Jika kebutuhan tidur bayi anda terpenuhi sesuai
dengan standart diatas maka pertumbuhan bayi akan meningkat dengan cepat dan
bayi tidak mudah sakit.
B. Penyakit
Anak dan Cara pengobatannya
Penyakit
kulit bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki, perempuan, orang dewasa,
kanak-kanak bahkan bayi. Karena anatomi kulit yang sangat berbeda dengan orang
dewasa, bayi merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap gangguan
kulit.
Menurut Bernard Cohen, M.D, direktur ilmu kesehatan
kulit anak dari Johns Hopkins Children's Center, kulit merupakan organ
bertindak sebagai benteng pertahanan terhadap beragam elemen yang mengancam
tubuh mulai dari sinar matahari hinga bakteri.
Pada tahun pertama, seorang bayi akan sangat rentan
terhadap gangguan karena lapisan kulit mereka belum sempurna. Pasalnya
dibutuhkan waktu hingga satu tahun bagi epidermis kulit untuk berkembang dengan
cepat dan berfungsi secara efektif. Pada bayi, struktur kulitnya lebih tipis,
ikatan antar selnya lebih lemah dan lebih halus. Kulit bayi juga memiliki
pigmen yang lebih sedikit, dan tidak mampu mengatur temperatur seperti halnya
anak-anak dengan usia lebih tua atau orang dewasa. Munculnya kemerahan dan
peradangan pada kulit merupakan salah satu gejala dari reaksi alergi pada tubuh
bayi. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit yang umum dijumpai pada
bayi :
a. Intertrigo
Intertrigo mengacu pada suatu peradangan pada lipatan
tubuh. Hal ini biasanya terletak di paha bagian dalam, ketiak, dan bagian bawah
payudara atau perut. Lipatan tersebut membuat kulit tampak merah, gatal dan
menyebabkan rasa sakit bila terjadi gesekan. Umumnya terjadi pada bayi yang
gemuk.
Penyebab : Bisa
terjadi karena lembab berlebihan pada lipatan bayi, yang tidak pernah
mendapatkan udara.
Cara pengobatannya : Cuci
bagian dalam lipatan kulit bayi Anda dengan air dan oleskan krim penghalang zinc-oxide atau petroleum
jelly untuk melindungi kulit bayi.
b. Biang
keringat
Biang keringat atau lebih dikenal dengan sebutan
miliaria, biasanya terjadi pada leher, wajah, punggung, atau bokong bayi.
Secara klinis miliari terlihat dengan adanya kulit kemerahan disertai rasa
gatal sehingga bayi rewel, dengan gelembung-gelembung kecil berair.
Penyebab : Udara
panas, cuaca lembab, pakaian yang ketat dan aktivitas bayi yang tinggi dapat
memicu ruam biang keringat.
Cara pengobatannya : Sedapat
mungkin hindari bayi anda dari suhu yang terlalu panas dan berikan pakaian yang
longgar. Dengan begitu, ruam akan terlihat lebih baik dalam waktu sekitar 30
menit.
c. Seborrhea
Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian
atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah, kadang pada
bagian tubuh lainnya seperti belakang telinga, leher, pipi, dan dada. Penyakit
ini yang paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Pada kulit
kepala, seborrhea tampak seperti ketombe, sisik kuning atau berkerak.
Penyebab : belum diketahui.
Cara pengobatannya :
Lakukan pengobatan tradisional dengan menggosokan minyak zaitun atau baby
oil pada kulit kepala bayi anda, kemudian sikat dengan lembut.
d. Eksim
Eksim dapat muncul di manapun pada tubuh bayi mulai
dari usia 3 sampai 4 bulan, meskipun sangat jarang ditemukan di daerah bekas
pemakaian popok. Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah
peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel)
pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Kondisi yang lebih
parah, penyakit ini juga dapat menyebabkan kulit berubah menjadi merah,
mengeluarkan nanah, dan kerak.
Penyebab : Apa
pun bisa menjadi pemicu bayi rentan terhadap eksim (dengan predisposisi genetik
atau riwayat alergi dalam keluarga). Setiap bayi mempunyai pencetus eksim yang
berbeda-beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan
merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah
tangga yang lain.
Cara pengobatannya: Tujuan
utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya
infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan
krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Untuk
kasus yang lebih parah, konsultasikan dengan dokter anda soal penggunaan salep
steroid, untuk mengurangi peradangan.
e. Dermatitis
kontak
Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang
terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi atau
menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar,
gatal dan rasa terbakar.
Penyebab : Jika
ruam terjadi di seluruh tubuh bayi anda, maka sabun atau deterjen mungkin
menjadi salah satu penyebabnya. Jika dada dan lengan yang terkena, pelakunya
bisa dari baju yang kotor.
Cara pengobatannya: Pada kasus ringan dan sedang,
penghindaran bahan iritan (penyebab iritasi) dan penggunaan krim yang
mengandung hidrokortison (kortikosteroid) dapat membantu mengurangi gatal dan
kemerahan di kulit. Pada kasus yang berat, obat yang diminum jenis
kortikosteroid dan antiradang diperlukan untuk mengurangi peradangan dan gatal.
Sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum
menggunakan krim hidrokortison atau antihistamin.
2. Batuk,
Pilek dan Influenza
Batuk dan pilek adalah penyakit yang umum dialami oleh
bayi dan anak-anak. Umumnya anak bisa mengalami 6 hingga 12 kali dalam satu
tahun, atau dengan kata lain, hampir tiap 1 – 2 bulan sekali bayi dan anak bisa
terserang batuk pilek.
Pencetus batuk pilek pada anak memang sulit ditentukan
karena banyak faktor penyebab. Beberapa di antaranya adalah :
- Tertular anggota keluarga dekat.
- Tertular teman di day care, sekolah, tempat bermain. Public
- Penggunaan penyejuk udara (AC) di malam hari dapat menimbulkan reaksi
alergi yang membuat hidung anak tersumbat, menjadi sulit bernafas sehingga
anak kemudian bernafas lewat mulut.
- Penggunaan kipas angin di kamar yang lalu meniupkan debu ke seluruh
penjuru kamar.
- Lingkungan yang kurang sehat, polusi tinggi, ada perokok aktif dalam
rumah, dll.
- Konsumsi makanan yang kurang sehat, misalnya jajan sembarangan,
makanan ringan yang membuat tenggorokan gatal, dll.
Karena
frekuensinya cukup sering, orang tua sebaiknya paham betul bagaimana menangani
anak batuk pilek dengan benar, termasuk penggunaan obat-obatan. Jika tidak,
dapat dibayangkan, bayi dan anak akan minum obat hampir tiap bulan.
Lakukan
hal berikut untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak yang sedang batuk pilek :
- ASI hingga usia 2 tahun. Antibodi yang terdapat dalam ASI mampu
melawan infeksi virus yang menyebabkan batuk pilek.
- Makanan bergizi seimbang dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin seperti apel, jeruk, kiwi, buah naga, dll.
- Istirahat yang cukup. Bantu anak untuk lebih banyak beristirahat
selama sakit. Kurangi porsi bermain dan pilih permainan yang tidak terlalu
menguras energi. Jika perlu, anak tidak usah bersekolah dulu.
- Jemur pagi. Sinar matahari pagi ternyata dapat meningkatkan kekebalan
tubuh si kecil karena selama terpapar sinar matahari pagi, tubuh
mengeluarkan lebih banyak sel darah putih.
Sayangnya,
seringkali gejala yang dialami anak yang sedang batuk pilek terasa begitu
mengganggu. Hidung tersumbat dan batuk yang terus menerus membuat anak malas
menyusu, malas makan dan tidak dapat tidur dengan baik. Padahal seperti yang
telah diutarakan di atas, ketiga hal tersebut – ASI, makan dan istirahat –
sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam
kondisi seperti ini, usaha untuk meringankan gejala, baik terapi non
farmakologis / non obat ataupun terapi farmakologis / obat diperlukan untuk
membuat anak lebih nyaman.
Terapi
non farmakologis / non obat
Adalah terapi yang dilakukan untuk meringankan
gejala batuk pilek pada anak yang tidak menggunakan intervensi obat-obat kimia.
Terapi non farmakologis harus diusahakan semaksimal mungkin terlebih dahulu
sebelum memutuskan untuk menggunakan terapi farmakologis / terapi obat.
Banyak
hal yang ternyata dapat dilakukan orang tua di rumah (home treatment) untuk
membantu mengurangi gejala batuk pilek yang diderita anak. Diantaranya :
1.
Jemur pagi
2.
Banyak minum
3.
Mandikan anak dengan air
hangat
4.
Terapi uap
Terapi Farmakologis / obat
Terapi farmakologis / obat dapat digunakan jika terapi non
farmakologis belum membuahkan hasil yang maksimal. Ada terapi obat yang dapat
dibeli sendiri di apotek untuk swamedikasi, ada terapi obat yang harus
berdasarkan resep dokter atau atas diskusi dengan Apoteker.
Adapun contoh
terapi Farmakologis / obat yaitu :
1. Obat Over The Counter (OTC)
Penggunaan obat batuk pilek yang banyak dijual bebas
sebaiknya tidak sembarangan. Food and Drug Administration (FDA) sangat
menganjurkan agar orang tua menghindari penggunaan obat batuk pilek yang
banyak dijual bebas di pasaran bagi anak-anak di bawah 2 tahun karena potensi
efek samping yang dapat membahayakan bayi dan anak < 2 tahun. Di Indonesia
sendiri, anjuran FDA tersebut diimplementasikan dengan penetapan dosis yang
dimulai dari anak usia 2 tahun. Demi keamanan, orang tua sebaiknya tidak
melanggar aturan dosis yang tertera di kemasan obat dengan mencoba-coba
memberikan obat OTC ini pada anak usia kurang dari 2 tahun dan memodifikasi
sendiri dosis (dosis dikurangi sendiri) tanpa dasar yang tepat.
2. Antibiotik
Penggunaan antibiotik pada batuk pilek yang disebabkan
oleh infeksi virus sangat tidak memiliki dasar. Selain antibiotik tidak akan
memberikan efek terapi, efek samping dan resiko resistensi harus menjadi
pertimbangan dalam penggunaan antibiotik pada batuk pilek karena infeksi virus.
Karenanya, orang tua sebaiknya mengutamakan dan
mengoptimalkan terapi non farmakologis sedemikian rupa dalam menangani bayi dan
anak dengan batuk pilek. Jika batuk pilek masih terus berlangsung lebih dari 7
hari meskipun berbagai terapi non farmakologis telah diupayakan, atau jika
gejala tampak berat dan sangat mengganggu, sebaiknya segera bawa anak ke Dokter
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Cacar
Air
Penyebab : Virus varisela-Zoster. Melalui udara virus ini
memasuki tubuh anak, menjari kelenjar getah bening didaerah dagu, leher, atau
ketiak kemudian masuk kedalam peredaran darah.
Gejala awal :
a) Demam
b) Lemas
c) Sakit
kepala
d) Mata
merah berair
e) Tampak
bercak-bercak kemerahan disertai rasa gatal
f) Timbul
bintil-bintil dan gelembung-gelembung benair pada perut dan punggung kemudian
menyebar ke wajah, lengan, telapak kaki dan tangan.
Cara mengatasi :
a) Periksakan
ke dokter
b) Mandikan
anak dengan air yang telah dicampur dengan obat antiseptic
c) Beri
anak makanan bergizi, terutama makanan berkalori tinggi dan berprotein.
Menghindari penularan : hindari kontak langsung dengan penderita
4. Campak
Penyebab : Virus morbili, biasanya timbul pada masa pancaroba
Gejala awal :
a) Panas
tinggi
b) Batuk
c) Pilek
d) Sariawan
e) Mata
merah dan berair
f) Bercak-bercak
merah dibelakang telinga, yang akan menjalar ke leher, dada, perut dan punggung
Cara mengatasi :
a) Banyak
minum
b) Jaga
kebersihan tubuh
c) Menghindari
penularan dengan cara hindari kontak langsung dengan penderita
5. Demam
Penyebab :
1. Infeksi
pada saluran nafas atas dan gangguannya berupa influenza atau radang
tenggorokan
2. Alergi
3. Keracunan
obat
4. Penyakit
darah (Leukimia, kanker darah)
5. Mengantuk
6. Tumbuh
gigi
Cara mengatasi :
1. Beri
obat penurun panas sesuai dengan petunjuk dokter
2. Kompres
badannya dengan air dingin, es atau alkohol 70%
3. Banyak
minum
4. Berikan
baju atau selimut yang tipis
5. Pastikan
sirkulasi udara dikamar lancar
Jika dengan cara tersebut suhu tubuh anak belum juga turun segera bawa ke
dokter.
6. Diare
Diare merupakan bentuk penolakan tubuh terhadap kuman.
Penyebab :
1) Kebiasaan
anak-anak yang suka jajan sembarangan (makanan atau minuman yang kotor)
2) Virus,
bakteri, amoeba, dan cacing
Gejala awal :
1) Buang
air besar
2) Adanya
darah dalam tinja
3) Muntah
4) Dehidrasi
Cara mengatasi :
1) Beri
cairan sebanyak mungkin kecuali susu
2) Bila
suhu badan tinggi, kompres anak
3) Setelah
diare dan muntah berhenti, ben makanan yang lunak
Pencegahan :
1) Menciptakan
lingkungan sehat dan bersih
2) Tidak
membiasakan anak teralu sering jajan
3) Makanan
bergizi seimbang
7. Difteri
Penyebab : kuman corinibacterium diphtheriae
Gejala awal :
1) Sakit
tenggorokan ringan
2) Sakit
saat menelan
3) Demam
4) Mual
5) Muntah
6) Menggigil
7) Sakit
kepala
8) Adanya
lapisan tipis yang khas didaerah tonsil yang berwarna kelabu kotor, kasar dan
melekat erat
Cara mengatasi :
Pengobatan dilakukan
dengan pemberian anti toksin difteri sedini mungkin. Selain itu penderita
dirawat tersendiri dirumah sakit (karintina)
Pencegahan :
Setiap anak harus mendapatkan imunisasi terhadap terhadap
difteri (DPT atau Difteri, Pertutis, dan
Tetanus)
8. Disentri
Penyebab : Bakteri dan golongan shigilla
Gejala awal :
1) Panas
2) Pusing
3) Nafsu
makan hilang
4) Mual
5) Muntah
6) Diare
7) Sakit
perut
8) Kembung
9) Rasa
sakit ketika buang air besar
10) Dehidrasi
Cara mengatasi :
1) Memberi
laturan oralit
2) Memberi
antibiotik dan obat-obat spesifik lainnya yang ditentukan oleh dkter
3) Kompres
Pencegahan :
Biasakan anak untuk selalu
mencuci tangan dengan sabun sampai betul-betul bersih. Menjaga kebersihan
lingkungan.
9.
Kejang
Penyebab :
1) Tingginya
suhu tubuh (demam)
2) Trauma
kepala akibat jatuh atau terpukul
Cara mengatasi :
- Jangan
panik dan lakukan tindakan awal untuk mencengah atau mengurangi akibat buruk
dan kejang.
- Caranya jangan memasukkan makanan atau minuman pada anak sewaktu
anak kejang. Sebab melakukan pertolongan pertama cepat bawa anak ke dokter. Letakkan
benda yang lunak tapi kuat diantara gigi anak untuk mencegah lidahnya tergigit
dan giginya patah
- Kendorkan
pakaian anak terutama disekitar leherBaringkan
anak dalam posisi miring agar lidah tdak menekan ke mulutnya
- Turunkan
suhu tubuhnya dengan kompre air hangat dan obat penurun panas
- Jangan
sekali-kali menyelimuti anak
Pencegahan :
Sediakan obat-obatan
penurun panas dan anti kejang sesuai petunjuk dokter. Jangan biarkan suhu badan
anak terlalu tinggi
B. Imunisasi
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melakukan
pencegahan penyakit. Telah terbukti bahwa imunisasi berhasil menekan angka
penularan berbagai penyakit yang dulunya sangat ditakuti dan menelan banyak
korban setiap tahunnya.
Dengan imunisasi, vaksin yang dimasukkan memberikan
ransangan kepada tubuh untuk membentuk antibodi yang bertugas melawan atau
menetralisir bakteri/virus tersebut. Oleh karena itu, bagi anak-anak yang
pernah terkena campak misalnya, sudah tidak perlu diberi vaksin campak, karena
didalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi untuk mlawan campak.
Akibat
sampingan
Akibat sampingan yang serius umumnya tidak ada, kecuali
hanya demam setelah menerima imunisasi, ini karena efek dari tubuh yang
membentuk antibodi untuk melawan bakteri/virus yang masuk.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum imunisasi :
Apabila mengalami panas tinggi, tunggu setelah panas badannnya normal kembali.
Anak yang memiliki alergi terhadap telur harus menjalani
tes kulit sebelum imunisasi MMR, karena sebagian vaksin ini dibiarkan diset
embrio ayam.
Anak yang memiliki sistem kekebalan yang rendah (akibat
AIDS, transplantasi,dll) tidak disaankan menerima vaksinasi POLIO melalui mulut
tetapi yang suntikan (IPV), karena vaksin POLIO suntik dibiakkan dari yang
sudah mati.
Vaksin baru
Pada umumnya setelah imunisasi, anak mengalami demam,
panas tinggi, pusing dsb yang bisa muncul sesaat atau beberapa hari setelah
imunisasi. Untuk itu selalu tanyakan kedokter anak anda apa yang harus
dipersiapkan. Umumnya menyediakan obat penurun panas acetaminophen (Tylenol, Panadol,
Tempra,dll) sudah lebih dan cukup.
Tipe vaksin
Ada beberapa tipe vaksin
berdasarkan sumbernya, yaitu : virus yang dilemahkan : vaksin polio OPV dan
MMR. Virus atau bakteri yang sudah mati (non aktif) : komponen pertusis dalam
vaksin DPT. Racun dan bakteri : vaksin difteri dan tetanus. Biosintetik
(buatan) : Vaksin Hib.
a.
Jadwal
imunisasi dan jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Jadwal dan jenis imunisasi yang diberikan berbeda setiap
negara, termasuk juga mana yang diwajibkan atau tidak. Ada beberapa jenis
vaksin imunisasi yang dapat diberikan (BKKBN, 1992) diantaranya yaitu :
1) Hepatitis
B :
Hepatitis B (HPT) yaitu virus yang menginfeksi lever.
Bila terkena virus ini akan menjadi pembawa virus yang bisa menularkannya,
selain mengalami gangguan berkepanjangan semacam penyakit lever, kanker lever,
dll. Vaksin ini diberikan dengan suntikan. Jadwal pemberian Vaksin Hepatitis B
yaitu diberikan dalam satu seri yang terdiri dari 3 kali suntik. Setelah
pemberian vaksinasi panas anak mungkin akan naik,dan juga daerah sekitar bekas
suntikan menjadi merah. Untuk itu anda bisa memakai obat penurun panas
(Tempra,dll), dan kompres dengan air hangat pada bekas suntikan.
2) DPT
:
Vaksin ini akan melindungi tubuh terhadap difteri,
tetanus, dan pertusis. OPT (DPT) dan DTP adalah vaksin yang sama, namun
bentuknya saja yang berbeda. Jadwal pemberian : diberikan sebagai satu seri
terdiri dari 5 kali suntik, yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 s/d
18 bulan dan terakhir pada saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun).
Dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Td (penguat terhadap difteri dan tetanus)
pada usia 11 s/d 12 tahun atau paling
lambat 5 tahun setelah imunisasi DPT terakhir, Setelah itu direkomendasikan untuk
mendapatkan Td setiap 10 tahun.
Resiko yang mungkin timbul :
Seringkali pemberian vaksin ini menimbulkan panas badan
ringan atau panas disekitar bekas suntikan yang diakibatkan oleh komponen
portusis dalam vaksin.
3) Hib
Vaksin ini ditujukan untuk mencegah meringitis yang pada
sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri haemophilus influenza tipe b. Vaksin ini diberikan dengan suntikan.
Dengan mendapatkan vaksin ini secara lengkap, terbukti
bahwa 90% balita memiliki kekebalan terhadap bakteri haemophilus influenza tipe b. Selam meringis, vaksin ini akan
meningkatkan kekebalan terhadap pneumonia, penicanditis dan infeksi darah dan
tulang yang disebabkan oleh bakteri.
Jadwal pemberian :
Diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan dan sekitar 6 bulan. Setelah itu
diberikan sebagai penguat pada usia 12 s/d 15 bulan.
Resiko yang mungkin timbul :
Sangat sedikit sekali efek sampingan yang pernah ditemukan, kecuali
kemerah-merahan dan nyeri pada bagian bekas suntikan atau panas badan ringan.
4) POLIO
Infeksi Polio potensial menyebabkan gangguan permanen
pada anak. Dengan vaksin ini 90% anak memiliki kekebalan terhadap polio. Vaksin
ini diberikan dengan suntikan (IPV) dan melalui mulut (OPV).
Jadwal pemberian :
Diberikan pada usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 12 s/d 18 bulan dan saat
sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun). Imunisasi pertama dan kedua adalah IPV
sedangkan 2 tahun terakhir dengan OPV.
Resiko yang mungkin timbul :
Bagi anda yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio pada saat balita
dianjurkan untuk imunisasi dengan IPV sebelum anak anda mendapatkan vaksin
polio secara OPV.
5) MMR/Campak
Vaksin MMR memberikan kekebalan terhadap measles (campak), numps dan
rubella.
Jadwal pemberian :
Diberikan sebagai satu sen yang terdiri dari dua pembenaan yaitu pada usia
12 s/d 15 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun) atau pada usia
11 s/d 12 tahun
Resiko yang timbul :
Jarang sekali timbul masalah serius akibat vaksin ini.
6) Cacar
Vaksin
ini memberi kekebalan terhadap penyakit cacar (Vancella I chicken pox) yang
sering menyerang anak-anak, penerima vaksin ini memiliki kekebalan 70-90%
terhadap virus cacar. Bila terjangkit sekali pun hanya akan mengalami demam
ringan.
Jadwal pemberian :
Diberikan satu kali pada usia 12 bulan atau lebih.
Resiko yang mungkin timbul :
Jarang ditemui adanya reaksi berlebihan terhadap vaksin
ini. Gejala demam ringan mungkin timbul dalam jangka waktu 1 bulan setelah
imunisasi untuk beberapa hari, namun tidak diperlukan penanganan khusus karna
akan hilang dengan sendirinya setelah bebeapa hari.
7)
BCG
Vaksin ini
memberikan kekebalan terhadap virus TBC.
Jadwal pemberian : diberikan satu kali pada usia 2 bulan
Resiko yang mungkin timbul : jarang ditemui adanya reaksi
berlebihan terhadap vaksin ini.
Menunda pemberian : bila anak sakit lebih dan sekedar
panas badan ringan.
8)
TIPA
Dibeberapa
negara maju vaksin ini sudah tidak diberikan lagi karena ancaman akan penyakit
ini hampi tidak ada.
Jadwal pemberian : diberikan satu suntikan yang terdiri
dari 3 kali pembenaan, yaitu pada usia 21 bulan, 2 tahun, dan 5 tahun.
Resiko yang mungkin timbul : jarang ditemui adanya reaksi
berlebihan terhadap vaksin ini.
9)
RV-TV
Vaksin ini
memberikan kekebalan terhadap rotavirus. Ini merupakan vaksin baru yang dimulai
pemakaiannya pada Agustus 1998 di Amerika. Vaksin ini diberikan melalui mulut.
Jadwal pemberian : diberikan sebagai satu sen yang
terdiri dari 3 kali pemberian, yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
10) ASMA
Khusus untuk anak-anak yang mengidap asma, disarankan
untuk mendapatkan vaksin influenza dan pneumonia. Ini akan memberikan
perlindungan terhadap virus influenza dan pneumonia.
11) RABIES
Untuk anak-anak yang digigit binatang yang tidak jelas
atau liar, ada baiknya bila digigit binatang ini segera mendapatkan vaksin
rabies.
b. Waktu Imunisasi
Sebelum
membawa anak untuk mendapatkan imunisasi, terutama yang diberikan dengan
suntik, ada baiknya anda memperhatikan hal-hal berikut ( jika anak sudah agak
besar, diberi pengertian akan manfaat mendapatkan imunisasi) :
1)
Katakan bahwa tidak masalah apabila dia menangis, namun
juga doronglah dia untuk memupuk keberanian.
2)
Bersikaplah tenang, karena anak akan selalu melihat dan
dipengaruhi oleh perubahan sikap anda
3)
Alihkan perhatian anak ke hal-hal yang menyenangkan,
terutama pada saat menunggu
C.
Melatih kebersihan dan kesehatan anak
1.
Mulai dari diri sendiri (memberi contoh pada anak)
Menanamkan
perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak usia pra sekolah sebaiknya
dimulai dengan mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri
terlebih dahulu.
a)
Mencuci tangan dan kaki
b)
Menggosok gigi
c)
Kebersihan dalam buang air besar dan kecil
d)
Kebersihan telinga, mata, hidung dan mulut
e)
Kebersihan kuku
f)
Mandi dua kali sehari
2.
Berlanjut ke lingkungan sekitar
Selain
kebersihan dini,anak juga perlu tahu bahwa hidup bersih juga berlaku pada
lingkungannya. Misalnya membuang sampah pada tempatnya.
3.
Disiplin merupakan kunci utamanya
Menerapkan
disiplin memang agak sulit, selain membutuhkan kemauan anak untuk melakukannya,
juga menuntut pengendalian diri sebab ada aturan-aturan yang dibutuhkan dalam
proses penanaman hidup bersih pada anak.
4.
Menjaga kebugaran tubuh
Kebugaran
pada anak yang berarti ketahanan kardiorespiratori (kekuatan kesehatan jantung
dan paru-paru) hanya dapat diperoleh melalui latihan kebugaran (olah raga) yang
teratur dan terencana.
5.
Makanan harus bergizi dan seimbang
Makanan yang
sehat ialah makanan yang mengandung nilai gizi yang paling cukup, artinya
makanan yang disajikan harus mencakup tiga kelompok utama, yakni kelompok bahan
makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.